Apakah Sudah Cinta? // UKM LDK AL-KAUTSAR UNIMAL

CINTA RASULULLAH

Ketika Ali bin Abi Thalib ditanya oleh para sahabat lainnya.

“Wahai ali bisakah kamu menceritakan bagaimana Rasulullah, mulai dari ciri ciri beliau, akhlak beliau, kharisma beliau atau apa pun itu tentang Rasulullah SAW, sebab kami belum sempat berjumpa dengan beliau”.

Kemudian ali pun menjawab,

“Sebelum aku menjawab pertanyaan kalian, bisakah aku bertanya terlebih dahulu, bisakah kalian menceritakan dunia dan seisinya kepadaku??… “.

Maka para sahabat yang bertanya pun menjawab.

“Dari segi mana kami mulai menceritakan nya wahai ali, dunia ini sangat luas kami tidak tau mulai dari mana menceritakan nya, dan masih banyak hal yang kami tidak tau tentang dunia ini wahai ali”.

Maka ali pun langsung menjawab.

“Seandainya kalian tau bahwasanya Rasulullah SAW lebih luas lagi pandangan nya dari pada dunia ini, kalian saja tidak mampu mulai dari mana untuk menceritakan dunia, lalu bagaimana bisa aku menceritakan Rasulullah SAW yang pandangan tentang beliau lebih luas dari pada dunia dan seisinya…”

Maka para sahabat pun terdiam…. Kemudian seorang sahabat bertanya kepada sayiida Aisyah.

“Wahai Aisyah bisakah kau menceritakan bagaimana Rasulullah SAW”.

Maka Aisyah pun menjawab.

“Rasulullah SAW itu akhlaknya adalah Al Qur’an, beliau juga bijaksana dan beliau selalu memikirkan kita para Ummat nya.”

Hingga pada suatu ketika di riwayat kan pada setiap malam Rasulullah SAW sholat malam hingga bengkak kakinya, hingga pecah pecah kakinya, hanya untuk memohon kepada Allah agar Ummat nya tidak di azab oleh Allah dan agar Ummat Rasulullah tidak masuk kedalam neraka nya Allah.

Apakah kita tahu bagaimana mana Rasulullah ketika sholat, beliau ketika sholat di kamar nya agak menundukkan Kepala nya, sebab jarak antara kepada Rasulullah SAW dengan atap rumahnya begitu dekat dan sudah menempel, sehingga Rasulullah SAW ketika sholat agak menundukkan kepalanya, dan juga ketika sujud pun beliau harus menggeser kan kaki dari pada sayyida Aisyah.

Artinya apa begitu kecilnya kamar Rasulullah SAW, dan juga hanya muat dengan 2 orang saja, bahkan kita tahu betapa sulitnya kehidupan Rasulullah, betapa susahnya dahulu Rasulullah untuk melaksanakan sholat, namun beliau tidak pernah berhenti mendoakan Ummat nya, tidak pernah berhenti memikirkan Ummat nya, tidak pernah berhenti memohon ampunan kepada Allah untuk Ummat nya,

ketika Rasulullah sedang makan juga beliau memikirkan Ummat nya, ketika beliau juga sedang di akhir hayatnya juga masih memikirkan Ummat nya, dan Rasulullah sudah diliang Lahat juga masih memikirkan Ummat nya,

Bahkan di padang mahsyar kelak pun Rasulullah masih memikirkan Ummat nya. Lalu, kapan kita memikirkan Rasulullah SAW, kapan kita bersholawat kepada Rasulullah SAW, kapan kita melanjutkan syariat yang sudah Rasulullah SAW berikan kepada kita lalu kita dakwah kan untuk seluruh Ummat, kapan???

Kapan kita memikirkan Rasulullah SAW wahai saudaraku…. Bahkan ketika sayyida Fatimah ingin meninggal hasan dan husein dan juga ali, beliau pada hari itu tidak seperti biasanya, beliau memulai hari dan mengerjakan sesuatu tidak seperti biasanya,

Bahkan hasan dan husein pun bingung kepada ibunya yaitu Fatimah. Kemudian karena melihat Fatimah tidak seperti biasanya, maka Ali pun bertanya,

“wahai Fatimah engkau ini kenapa, aku tidak melihat dirimu seperti hari hari sebelumnya”..

Maka Fatimah pun menjawab,

“wahai Ali, sesungguhnya aku tadi malam bermimpi bahwasanya aku akan pergi jauh”. Lalu Ali pun bertanya lagi

“Engkau mau pergi kemana wahai Fatimah, berapa lama engkau akan pergi ” Lalu Fatimah pun menjawab

“Sesungguhnya aku pergi untuk tidak kembali lagi wahai Ali, aku bermimpi bahwasanya abah ku ingin bertemu dengan ku dan esok hari aku akan bertemu dengan Abah ku yaitu Rasulullah SAW, disatu sisi aku senang dan bahagia bisa bertemu dengan abah ku, tapi di satu sisi aku juga sedih karena meninggal kan anak anak ku hasan dan husein dan juga engkau wahai Ali, Maka pesanku jika aku mati nanti, maka engkau lah sendiri yang mengkafankan aku, engkau sendiri yang mensholatkan aku dan engkau pula sendiri yang memasukkan aku ke dalam liang lahat.

Dan ketika kau memasukkan aku ke liang lahat maka ambillah surat yang ada di tas ku, dan kuburkan aku bersama surat itu”

Dan Ali pum bertanya”apa isi surat itu wahai Fatimah”

Fatimah pun menjawab,

” Sesungguhnya engkau tidak perlu tahu wahai Ali apa isi surat itu”

dan Ali pun menjawab “bagaimana aku tidak ingin tahu wahai Fatimah, apa sebenarnya isi yang ada pada surat itu”..

Lalu Fatimah pun menceritakan nya kepada Ali, wahai Ali sesungguhnya ketika engkau melamarku dengan mahar sebesar 400 dirham, aku menolaknya, lalu Jibril menurunkan wahyu kepada Rasulullah SAW dengan mengatakan kepada ku, bahwasanya mahar mu 400 dirham ditambah dengan surga dan seisinya dijanjikan kepadaku, dan aku juga menolaknya,

lalu Fatimah berkata kepada Rasulullah SAW, lihat apa yang dikatakan oleh sayyida Fatimah, wahai Abah sesungguhnya bukan mahar itu yang aku tolak, aku hanya ingin mahar ku diganti dengan semua Ummat mu tidak akan ada yang di masukkan Allah kedalam neraka, dan semua Ummat mu akan mendapatkan syafaat di padang mahsyar kelak, sesungguhnya aku hanya ingin mengurangi beban mu wahai ayah, aku juga ingin membantu engkau untuk menyelamatkan Ummat mu, lalu ketika itu Jibril pun menuliskan surat itu dan memberinya kepada Rasulullah SAW untuk diberikan kepada sayyida Fatimah,

itulah alasan mengapa Fatimah ingin menguburkan surat itu bersama dirinya, agar dia bisa membawa surat itu sebagai bukti bahwa Jibril pernah menuliskan mahar untuk ku dan aku akan meminta janji itu wahai Ali…. Lalu Ali pun menguburkan Fatimah bersama dengan surat yang Allah janjikan melalui malaikat Jibril…

Penulis : Muhammad Dirga SKD (Sekretaris Umum UKM LDK Al-Kautsar Unimal 2022// LDF FUAT Al-Muttaqin F.teknik)

Sumber: Buku Karya Habib Ali bin Hasan Al-aqthass